Dua hari yang lalu seorang kakak tingkat datang dari Sumbar, ia baru saja diwisuda, dan berniat melamar pekerjaan di sini, di salah satu rumah sakit swasta di Serang. Ada yang menarik dari ceritanya ketika ia diwawancara. Betapa bukan IP yang tinggi ditanya, atau prestasi di dunia, melainkan tentang ibadahnya kepada Allah.
Berikut kurang lebih percakapan kakak (K) itu dengan pewawancara, direktur (D) RS.
D: "Berapa jumlah rakaat sholat dalam sehari?"
K: "14 rakaat Pak. (si Kakak saking groginya hingga lupa menghitung sholat Maghrib)."
D: "Masa kamu sholat setiap hari tidak hafal jumlah rakaat sholat."
K: "Iya, mohon maaf Pak saya grogi."
D: "Kamu hafal gak arti surat 'Al Fatihah'? Coba sebutkan!"
K: (si Kakak hanya diam karena memang tidak hafal arti surat Al Fatihah).
D: "Gimana kamu bisa khusyuk dalam sholat kalau arti surat Al Fatihah saja tidak tahu. Dalam sholat itu ada doa tidak?"
K: "Ada Pak, kan setiap perkataan dalam sholat itu adalah doa."
D: "Kalau gitu coba sebutkan!"
K: (Lagi-lagi si Kakak hanya diam karena lupa).
D: "Masa umur sudah 22 tahun belum tahu arti bacaan sholat. Saya tidak ingin mempunyai karyawan yang tidak melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh. Kamu harus banyak belajar lagi ya! Setelah wawancara seperti ini, apa kamu masih minat bekerja di rumah sakit ini?"
K: "Masih Pak. Sebab hal ini saya anggap sebagai jalan bagi saya untuk menambah ilmu lebih banyak."
***
Singkat cerita si Kakak diterima bekerja di rumah sakit tersebut. Kakak itu lalu bercerita kepada saya bahwa ia disarankan ikut pengajian, ia tidak mengerti pengajian apa. Membaca Al Quran? Lalu saya jelaskan bahwa, yang dimaksud Bapak itu adalah tutoring
atau liqo . Apa itu? Itu kata yang asing baginya dan baru pertama kali ia dengar, karena memang di kampusnya dulu tidak pernah ia temui.
Liqo itu berasal dari bahasa Arab yang artinya pertemuan. Pertemuan dengan sesama pencari ilmu dalam sebuah lingkaran. Biasanya terdiri dari 7-8 orang
Tutee, dan 1 orang
Tutor. Pertemuan dilaksanakan sekali seminggu, biasanya bertempat di Masjid. Adapun materi yang dikaji setiap pekan adalah tentang keIslaman. Tutor menyampaikan materi kepada Tutee, mereka duduk melingkar. Kegiatan biasanya dibuka oleh MC, dilanjutkan dengan
murojaah (mengulang kembali pelajaran yang telah lewat, biasanya diidentikan dengan menyetor hafalan Al Quran), dilanjutkan dengan kultum yang disampaikan salah satu tutee, dan kegiatan inti mendengarkan materi dari Tutor, tidak beda jauh dengan ceramah agama yang disampaikan ustadz-ustadz di TV. Biasanya materi yang disampaikan tidak jauh dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tentang sholat, berbakti kepada kedua orang tua, dan materi-materi ringan lainnya yang dapat meningkatkan keimanan. Setelah itu kegiatan ditutup dengan doa bersama. Dalam kegiatan ini adakalanya Tutor menyelipkan
games atau kuis agar tutee tidak merasa bosan. Liqo ini berlangsung 1-2 jam setiap pekannya. Sementara untuk petugas MC, yang menyampaikan kultum, yang memimpin doa, ditunjuk dari tutee secara bergiliran.
|
Bersama Para Tutee Ku.... |
Begitu penjelasan saya, si Kakak manggut-manggut mendengar penjelasan itu. Lalu katanya lagi, "Kakak juga ditanya sama Bapak itu, Kakak pernah ikut organisasi atau tidak. Karena di kampus Kakak dulu tidak ada organisasi/ UKM/ BEM, jadi Kakak jawab
enggak."
"Mungkin kalau Kakak pernah tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Kakak bisa menjawab iya." Kata ku.
Si Kakak melanjutkan ceritanya, "Kakak gak nyangka bakalan di tanya tentang sholat seperti itu, padahal sebelumnya Kakak wawancara di salah satu rumah sakit swasta di kota Bandung, Kakak disuruh melepas jilbab untuk bekerja di situ. Tapi Kaka gak mau, makanya Kakak beralih ke rumah sakit yang di Serang ini."
"Allah memang Maha Pengasih dan Penyayang Kak, disaat Kakak mempertahankan jilbab, maka Allah merangkul Kakak buat lebih dekat kepadaNYA."
Di akhir pembicaraan Kakak itu bilang bahwa, beruntung saya kuliah di sini (di UPI), karena saya bisa mengenal liqo dan sebagainya. Saya akui memang benar, saya mengenal kata-kata liqo semenjak saya berkuliah di sini dan semenjak tergabung dalam LDK. Hal ini sangat bermanfaat menurut saya, karena tak semua orang bisa merasakan hal ini. Saya pun memaklumi jika tak banyak orang yang tahu apa itu liqo. Semuanya karena lingkungan. Di UPI memang terdapat tutoring / liqo yang teragendakan dalam Program Tutorial, suatu program yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru UPI yang muslim selama 10 pekan. Dan program ini sudah dihakpatenkan oleh UPI, sudah ada SK rektornya. [*]
*Jika terdapat kata-kata yang salah mohon diluruskan. Agak sedikit belibet juga menyampaikannya, tapi saya tetap ingin menyampaikan pengalaman berharga ini. Semoga maksud dan tujuannya sampai kepada pembaca dengan benar.