Sabtu, 24 Februari 2018

Sepucuk Surat Untuk Ayah yang Tak Kuasa Ku Sampaikan



Ku pikir ... dengan berada di dekat mu Ayah, hubungan kita semakin membaik. Tapi nyatanya ... romantisme Ayah dan Anakitu ada pada jarak. Dekat membuat kita saling diam, engkau tak dapat memahami maksud ku dan aku tak dapat meyakinkan mu. Tapi Ayah ... aku tetap berharap, suatu hari nanti aku tidak akan menyesal karena sudah berusaha di dekatmu. Dan aku yakin, engkau jua memahami ... bahwa aku, anakmu, ibarat anak panah yan siap kau lepaskan pada masanya.

Diam mungkin caramu menunjukkan cinta Ayah, aku tau ... betapa khawatirnya ngkau saat mendapatiku tiba-tiba tumbang di suatu pagi dalam keadaan pucat pasi dan keringat dingin mengalir di badan. Saat itu kau mungkin berpikir akan menggantikan nyawa ku.

Aku tidak pernah menangis di depan mu, Ayah. Tidak pernah semenjak SMP. Tetapi bukan berarti aku tidak pernah menangis. Aku menangis Ayah. Aku menangis saat mendengarmu terserang diabet,tapi aku menangis dalam tahajud ku.

Maaf Ayah, kali ini aku lemah.

Padang, 22 Februari 2018.

2 komentar:

Cecep Gaos mengatakan...

Bergetar hati ini membacanya...
Inspiratif dan kontemplatif... Penuh hikmah 👍👍

Nelvianti mengatakan...

Terima kasih pak, maaf baru dibaca & dibalas komentarnya sebab sudah lama gak lihat kolom komentar. 🙏

 

Pedagogik Template by Ipietoon Cute Blog Design