Selasa, 18 Maret 2014

Man sara ‘ala ad-darbi washala


(Siapa berjalan pada jalan-NYA, dia akan sampai) pada tujuan. Ya, inilah jalan yang harus ku jalani selama ini, jalan yang sempat ku abaikan.

Sudah saatnya aku merefleksi diri [lagi]. Sebenarnya apa tujuan ku untuk kuliah? Tentunya bukan sekedar berhuru-hara-mencicipi segala bidang-tapi nihil hasil. (Akan lebih baiknya bidang-bidang yang ku maksud di sini tidak aku sebutkan satu-persatu). Lebih baik fokus pada satu bidang, akan lebih terasa manfaatnya jika aku selalu gigih.

Jika seorang [aktivis] [merasa] sukses dengan berorganisasi maka teruslah berorganisasi. Tapi ini bukan jalan ku, walaupun aku mengambil manfaat darinya, aku tidakk bisa menyelaminya terlalu dalam.
Jika seorang ingin menjadi pengusaha sukses maka teruslah berwirausaha [belajar wirausaha], tapi ini belum jalanku.
Jika ingin sukses menjadi guru maka teruslah mengajar dan belajar, ini juga belum jalan ku.
Jika aku ingin sukses maka aku harus berjalan di jalanku, menulis. Ini baru jalan ku. Inilah yang ku rasa jalan ku.
Cukuplah waktu 3 semester untuk merasai hal-hal yang lain. Di semester 4 aku harus mulai lagi-seharusnya sejak semester 3-fokus pada menulis. Menulis artikel, cerpen, novel, dsb, dan mengirimkannya kepada media massa; mengupdate berbagai info lomba menulis dan mengikutinya. Tidak ada hal yang lenih menyenangkan daripada hal itu.

Duduk berdiam diri menyelesaikan tulisan tentu lebih baik bagiku. Seyognya, aku bukanlah orang yang suka bekerja di luar ruangan-bisa disebut begitu untuk menyampaikan rutinitas yang membuatku bored-aku lebih betah berlama-lama duduk di depan komputer menyelami dunia menulis

Apakah aku egois? rasanya tidak! jika definisi egois mementingkan diri sendiri, maka bukankah dengan menulis juga bisa memberikan kemashalatan bagi orang banyak, dan tentunya kemashalatan bagi diri ku sendiri.

Hal yang tak beda ku lakukan dengan membaca, bagaimana dulu aku bisa mengabaikan pekerjaan yang lain demi menyelesaikan suatu bacaan, sampai Ibu menegur ku karena sedari tadi belum memegang sapu hanya memegang buku. Ya, buku selalu menghinoptis ku. Walaupun tidak ku tunjukkan dengan selalu membeli novel-novel yang bejibun. Kegemaran membaca ini adalah turunan dari Ayah ku, waktu ku kecil Ayah sering menasehati dan bercerita bahwa koran sobek/ koran bekas bungkusan nasi pun suka Ayah baca.

Aku yakin, aku akan sukses di jalan ini walaupun sekarang belum terasa hasilnya. Tapi setidaknya aku bisa mengambil pelajaran dari orang-orang sukses di bidangnya masing-masing, seperti kata dosen ku, ''Kamu tidak perlu menguasai segala bidang, cukup menguasai satu bidang tapi fokus maka kamu akan sukses.'' Berbicara fokus, aku memang orang yang hanya bisa fokus pada satu bidang. Jika banyak hal yang aku hadapi, maka aku hanya fokus pada satu hal dan hal-hal lain akan terabaikan.

Beragam orang yang ku temui sudah cukup menjadi bukti nyata bagiku. Bahwa mereka (penulis) bukanlah seseorang yang terlalu asyik dengan dunia kampus. Mungkin mereka mengambil makna dari ungkapan ini, 'daripada sibuk mengurusi urusan pribadi orang lain lebih baik sibuk membaca buku.' Rasanya tak perlu aku paparkan bagaimana mereka menjabarkannya.

Bukti nyatanya yang lain ada pada diriku sendiri, bahwa aku bisa melahirkan antologi hanya dengan fokus menulis beberapa bulan saja. Bukan hal yang tidak mungkin jika nanti aku bisa melahirkan novel sebelum ulang tahun ku yang ke-21. Aku yakin akan berprestasi dengan menulis. Aku yakin bisa mengelilingi dunia dengan menulis.

Satu kalimat lagi: orang pintar akan dikalahkan oleh orang cerdas, dan orang cerdas akan terkalahkan oleh orang yang beruntung. Dan aku ingin menjadi bagian dari orang yang beruntung.

Aku tak akan hilang dengan menulis, jika aku tak dikenal di kampus, maka dunia akan mengenalku.

Tulisan ini sengaja ku tulis dengan intrik tersirat. Ada banyak kata 'aneh' dan mungkin kesalahan EYD, sesungguhnya ada unsur kesengajaan. Ada beragam makna, akan salah arti jika salah menafsirkannya. :)

*Tulisan lepas (saat menulis aku lepas menyampaikan apa saja), setelah jam 3 dini hari
  di kota panas, seperti kotaku
  18 Maret 2014

0 komentar:

 

Pedagogik Template by Ipietoon Cute Blog Design