Sabtu, 24 September 2016

Tentang Keputusan Saya Untuk Menonaktifkan Sebagian Sosmed - Saya Lagi Belajar


Mmh ... mungkin saat ini ada teman-teman yang masih bertanya dan belum sempat saya kabari dan rasanya saya tidak berkeinginan untuk mengabari. Bukan saya sengaja menghilang dari peredaran (:D) dan ingin dicari-cari. Saya hanya ingin belajar, itu saja. Belajar menghargai diri saya sendiri, belajar menghargai waktu, belajar menghargai orang-orang di sekitar saya (di dunia nyata), dan belajar menghargai apa yang telah saya miliki.

Hidup saya terlalu sempit rasanya jika saya habiskan di dunia maya. Ada 6 akun sosmed yang selalu nangkring di galeri hp saya (dulu) dan sekarang saya pangkas menjadi 3 saja. BBM, Line, Instagram (IG), Telegram, WA, dan Facebook (FB) yang selalu saya pantau silih berganti. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Astaghfirullah ... kadang bukan Al Quran yang saya buka ketika bangun pagi, tapi BBM atau yang lainnya, bahkan sebelum saya berwuduk.

Sebenarnya bukan tanpa alasan saya menggunakan beberapa akun sosmed tersebut. BBM saya gunakan karena di situ terdapat kontak Abang saya (Abang mudah dihubungi lewat BBM) dan ada kontak sahabat saya dari SMP yang dia juga lebih mudah dihubungi lewat BBM. Line saya gunakan karena di sana ada kontak kerja dengan menulis. IG, tujuan awal saya menggunakannya hanya untuk konsumsi pribadi, untuk mengamankan foto-foto saya yang resiko terdelete sewaktu-waktu lebih besar jika hanya saya save di flashdisk (fd) dan netbook (nb). Saya pernah 2 x kehilangan album SMA karena fd saya rusak, nasibnya tidak jauh berbeda jika saya save di nb. Makanya untuk IG saya membatasi follower, mohon maaf, orang-orang yang tidak saya kenal, tidak akan saya accept. Telegram, karena di sini banyak grup beasiswa. WA yang paling sering saya akses karena lebih fast respont daripada akun sosmed lain. Dan terakhir Fb tempat saya menemukan informasi bermanfaat. Untuk akun sosmed lainnya tidak usah ditanya, seperti Path atau yang lainnya, karena saya merasa belum terlalu perlu untuk menggunakannya. Pernah saya bikin akun Path tapi kemudian saya deactive. Kini, tinggalah Telegram, WA, dan FB yang masih nangkring di galeri hp saya.

Sekarang, kesimpulannya ... marilah kita berbenah diri. Saya ingin mengajak teman-teman untuk merenung sejenak. Saya menggunakan beberapa akun sosmed, saya mungkin bisa menggunakan semua akun sosmed. Lalu apa yang saya dapat? Ketenaran (hahah ...), pada awalnya saya berpikir pastinya kelancaran informasi. Tapi semakin ke sini lebih bnayak mudharat yang saya rasakan. Mata saya jadi sakit, pulsa jadi cepat habis, dan yang pasti capek hati. Why?? Membaca postingan orang-orang/ pengguna sosmed yang lain, banyak sedikitnya pasti berimbas pada diri kita. Mending itu postingan positif, bagaimana kalau itu postingan negatif. Postingan orang-orang yang suka mengeluh, yang berkata kasar, de el el. Masya Allah, saya ikut kecipratan aura negatifnya, hidup rasanya gak bersyukur banget. Maka dari itu, saya lebih baik tidak usah baca (tapi terbaca). Manajemen Qolbu. Beginilah cara yang saya lakukan.

0 komentar:

 

Pedagogik Template by Ipietoon Cute Blog Design