Sabtu, 07 Juni 2014

Tidak Ada Judul

Pertemuan kita di suatu hari
Menitikkan ukhuwah yang sejati
Bersyukurku kehadap Ilahi
Di atas jalinan yang suci

Namun kini perpisahan yang terjadi
Dugaan yang menimpa diri
Bersabarlah di atas suratan
Ku tetap pergi jua

Kan kuutuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hamba-Mu
Mencari hidayah dari pada-Mu

Dalam mendidikan kesabaranku
Ya Allah tabahkan hati hamba-Mu
Di atas perpisahan ini
Teman betapa pilunya hatiku

Menghadapi perpisahan ini
Pahit manis perjuangan
Telah kita rasa bersama
Semoga Allah meredhoi

Persahabatan dan perpisahan ini
Teruskan perjuangan
Kan ku utuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu

Ya Allah bantulah hamba-Mu
Senyuman yang tersirat di bibirmu
Menjadi ingatan setiap waktu
Tanda kemesraan bersimpul padu
Kenangku di dalam doamu
Semoga… Tuhan berkatimu

Mendadak sedih mendengar lagu ini. Ya, apabila ukhwah telah terjalin padu, maka akan ada sendu yang merindu. Ah... aku tidak puitis dalam merangka kata. Tapi biarlah, harap ini tercapai jua. Dari hasil refleksi berbulan-bulan... dari pergulatan kata 'Ya' dan 'Tidak', akhirnya terciptalah suatu keputusan. Semoga keputusan ini tidak menzalimi atau menyakiti siapapun.
Ya Allah, ampunilah dosa hamba yang egois. 

Haruskah ada alasan untuk setiap tanya yang tertuai? sebenarnya ini cuman masalah pilihan, Live Is Choice. Entah ada yang mempercayai ungkapan tersebut atau tidak. Terlepas dari semua itu, aku tetap apa adanya. Tidak akan ada yang berubah.

Ya Allah... Yang Maha membolak-balikan hati.
Semoga ini pilihan yang terbaik. Menilik lagi ke belakang, aku sudah menyampaikan alasan lewat puisi, lewat surat terpendam yang tak jadi ku publish. Semua berisi tentang pergulatan bathin. Mmh... tertutup memang sifatku, rasanya lebih gampang menuai lewat tulisan daripada lisan. Sekarang dan ke depan, aku berharap hanya bisa tetap istiqomah atas apa yang telah ku dapat. Jalan ini berujung, dan aku mau di penghujung dikenang dengan hal yang menyenangkan. Sesungguhnya bagi seorang perantau, hal yang paling membahagiakan adalah menemukan sahabat-sahabat dari setiap penjuru. Tapi kelak, kita kan pulang ke kubangan masing-masing bagaikan bangau yang meninggalkan padang yang indah.

Sahabat-sahabatku, aku menyayangi kalian karena Allah. :')
Akhirnya tumpah jualah bendungan cembung di mata ini.

Kota Panas Seperti Kotaku, 7 Juni 2014. (*tulisan gaje.)


0 komentar:

 

Pedagogik Template by Ipietoon Cute Blog Design