Daftar Tulisanku yang dimuat di Harian Umum Singgalang
Angin berhentilah mengamuk!
Awan merah di ufuk barat
Cukup memberikan secercah cahaya
Namun dari tadi
Angin tak berhenti mengamuk
Menghempaskan pepohonan
Pepohonan yang tak berdosa itu
Tak kuasa menahan
Akhirnya ia tumbang
Menghantam bumi
Seketika suasana gelap
Gelap.......gelap gulita
Langit menjadi hitam
Tak ada satu bintangpun
Yang menerangi
Maret, 2010
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 27 oktober 2010
Ayah
Ayah…
Setiap hari kau berpacu dengan matahari
Kau tinggalkan pagi
Kau jemput petang
Ntuk satu tujuan mulia
Ayah…
Kau lebih banyak bermandikan keringat
Daripada air yang ku tuang untukmu
Ayah kan ku persembahkan sebuah toga untukmu
Padang, 4 Oktober 2010
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 13 Oktober 2010
Best Friend
Best friend
Sometime like
Best friend
Sorrowful sometime
If is sorrowful
All feeling
If do not feel
Is not real friend
By: Nelvianti, SMA N 13 Padang
Dimuat Singgalang: 20 oktober 2010
Bunga abadi
Edelweis
Lambang cinta abadi
Tersirat makna mendalam
Tumbuh subur diantara pengkhianatan
Berpagar kekuatan
Dijaga kelembutan
Diraih dengan pengorbanan
Pada cinta dipersembahkan
Ntuk buktikan
Cinta sejati tak kan pernah padam
Maret, 2010
By: Nelvianti
Dimuat singgalang: 9 Juni 2010
Cinta
Cinta
Bak amoeba yang tak dapat dilihat
Tetapi dapat dirasakan
Cinta
Adalah molekul yang tidak dapat dibagi
Dalam keadaan apapun juga
Cinta
Adalah tegangan listrik
Yang bila disentuh secara langsung
Akan di sentrum jantung
Cinta
Adalah persamaan kuadrat
Yang selalu memiliki jawaban
Dari pertanyaan yang sulit
Cinta
Adalah anugrah dari yang maha kuasa
Yang dimiliki oleh setiap makhluk yang bernyawa
Semua hidup dengan cinta
Karna cina
Semua bahagia
Karna cinta
Semua merana
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 14 Juli 2010
Idul Fitri
Semua menunggu kedatangannya
Dengan kesucian hati
Semua menyambut kedatangannya
Dengan pakaian baru yang telah disulam sebulan penuh
Semua bergembira akan kedatangannya
Semua mengumandangkan tasbih
Allahu akbar... allahu akbar
Hari nan fitri telah datang
September, 2010
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 22 September 2010
Indonesiaku Tanah Airku
Negeriku tercinta terbilang kaya
Tanah subur hidup tumbuhan bergembira
Lautnya sarang mutiara
Tapi kemiskinan masih menyapa
Hingga serasa terhina
Karena sesuap nasi mereka sengsara
Adakah malu pada dunia
Terkadang ingin merasa
Tapi apa daya tak kuasa
Masih panjang jalan ditempuh
Rintangan berat siap menghadang
Akankah kita bisa ???
Indonesiaku harus bisa
Buktikan pada dunia !
Bangkitlah indonesiaku !
Majulah indonesiaku !!
Jayalah indonesiaku !!!
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 6 Oktober 2010
Janji mereka pada kami
Dimana kaki ini berpijak
Telinga ini selalu mendengar
Jeritan hati rakyat jelata
Terhadap para penguasa
Mereka yang lelah berusaha
Telah menyerah pada nasib
Mereka selalu berujar
Inilah hidup kami!
Siapapun pemimipin kami
Kami akan tetap terpaut dalam roda kemiskinan
Telina kami telah pekak
Mendengar janji-janji palsu para penguasa
Mata kami telah buta
Melihat tingkah laku mereka
Yang duduk di singasana kemunafikan
Kekuasaan yang ia dapatkan
Telah membuatnya lupa
Lupa akan janji-janji manis yang pernah ia lontarkan
Tak pernah dihiraukannya nasib kami
Nasib rakyat jelata yang telah mendudukinya
Di singasana kemunafikan
By: Nelviantri
Dimuat Singgalang: 23 Juni 2010
Sadarkah engkau
Mengapa tak kau terima dia
Yang kubawa padamu
Apa kuharus melepaskan belenggu darimu
Dan pergi bersamanya
Ya, hanya itu yang bias kulakukan
Saat kujenuh dengan semua sikap egomu
Jika kau tak mengikatnya
Aku kan melepaskannya
Namun jangan pernah kau pasang muka masam itu
Dihadapanku
Karma ku tak sudi melihatnya
Seakan-akan mengisyaratkan
Diriku yang salah
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 21 juli 2010
Satu nama
Satu nama yang ku ukir dalam hati
Seraut wajah yag terpahat di retina mataku
Yaitu......
Adalah kamu
Sejak kehadiranmu
Sejak saat itu
Sesuatu telah mengganggu pikiranku
Menumbuhkan angan dalam khayalanku
Angan tuk memilikimu
Seandainya saja
Semua kan jadi kenyataan
Kan ku persembahkan yang terbaik untukmu
Cinta
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 16 Juni 2010
waktu subuh
Ashola tuqhairumminannaum
Lafaz itu berkumandang merdu
Menyeruak pelosok negri
Menyapu jiwa insani
Wajah-wajah usang terjaga
Meraup tetes demi tetes air suci
Mereka merapatkan tangan
Mengangkatnya sejajar telinga
Allahu akbar
Terucap lantang
By: Nelvianti
Dimuat Singgalang: 26 Mei 2010
Sabtu, 25 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar