Selasa, 24 Februari 2015

Gila Bola




Kali ini saya kembali memposting cerpen jadul saya, yang telah saya janjikan sebelumnya. Sebuah cerpen yang sangat pendek dengan bahasa yang ringan. Semoga dapat diambil manfaatnya. :)
 ==============================================================

            Abel memandangi kalender yang terpampang di dinding. Matanya dengan seksama memperhatikan deretan angka-angka di kalender itu. Jarinya menunjuk tanggal enam juni.
“Lima hari lagi kita ujian.” Terang Sisil. “Bukan… lima hari lagi tu piala dunia.” Abel membantah kata Sisil sambil berjalan meninggalkan kelas. “Jadi lo ngitungin hari buat piala dunia?” Sisil memperjelas kata-katanya. “Yo i. Gue perlu persiapan snack yang banyak ni buat nonton bola.” Jawab Abel sambil browsing di hp. “Lo nggak belajar buat ujian?” Sisil kembali nanya. “Ah gampang, ujian kan lima hari lagi.” Abel menjawab dengan santai tanpa memperhatikan Sisil. Sedangkan Sisil hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya yang penggila bola ini.
            Tiga hari menjelang ujian, Sisil mengunjungi rumah Abel. Dia mau ngajakin Abel untuk membahas kisi-kisi soal kimia yang akan di ujikan nanti. “Abel, belajar bareng yuk!” ajak Sisil ketika dilihatnya Abel keluar dari rumahnya. “Gue rencananya mau shopping ni Sil, gue mo beli baju bola, aksesoris bola, mmh….trus pa lagi ya, pokoknya banyak deh. Lo mo ikut nggak Sil?” Abel malah ngajakin Sisil belanja. “Nggak. Kalau gitu gue pulang aja.” Sisil meninggalkan Abel dengan perasaan kecewa, dan Abel hanya memandangi Sisil.
            Siang ini, Abel dan teman-teman penggila bolanya ngumpul dirumahnya. Mereka mau rencanain nonton bareng di rumah Abel nanti malam. “Wah… koleksi lo lengkap banget Bel.” Tiara kagum melihat foto pemain bola favorit Abel yang terpampang memenuhi dinding kamarnya. “Iya dong. Selain gue punya fotonya, gue juga punya bajunya. Messi…!!!” dengan bangga Abel memamerkan baju bola yang baru dibelinya. “By the wayFifa Word Cup sekarang lo dukung siapa Ra? kalau gue dukung Argentina, coz ada Messi yang ganteng.” Abel ngefans banget sama pemain yang satu ini. “Gue dukung Brazil, ada Kaka yang jago.”        Tiara juga mempromosikan pemain kebanggaannya. “Sama dong Ra, gue juga dukung Brazil.” Keyla si hitam manis juga ikutan nimbrung.
            Tiba-tiba hp Abel berdering, lagu waka-waka Shakira mengalun dengan merdu. Abel mengeluarkan hp dari sakunya, dan memencet tombol hijaunya. “Woi… kurcaci. Lo udah ngafal? jangan lupa lo, besok kita ujian.” Abel langsung menjauhkan hp dari telinganya mendengar teriakan Sisil dari seberang sana. “Iya, ya. Tenang aja, kan da e lo yang bantuin gue.” Abel berlanggak santai. “Enak aja lo. Eh, gue nggak bakal bantuin lo ya, kalau lo nggak berusaha.” Sisil langsung menutup hpnya.
* * *

            Jam menunjukan pukul 19:05, lima menit lagi piala dunia akan dimulai. Sementara Abel dan teman-temannya udah nongkrongin tv sehabis sholat magrib tadi.
“Bel ambil cemilan dong! ngnggak seru ni kalau ngnggak ada cemilan.” Pinta Rio yang hobi makan. “Oke. Gue ambil dulu dikulkas, tapi ntar lo panggil gue kalau udah mulai.” “Sip.” Abel dengan sigap menuju dapur. “Bel…Bel, cepatan udah mulai ni.” Panggil Rio. Abel langsung berlari membawa dua bungkus kacang. “Seru banget ni pembukaannya, siapa ni yang main sekarang ?” Tanya Keyla. “Afrika Selatan vs Meksiko.” Terang Tiara sambil makan kacang.
            Mereka sangat menikmati sekali pertandingan bola itu. Bahkan mereka sampai taruhan siapa yang akan menang, dan apabila jagoannya berhasil mencetak gol, mereka bersorak kegirangan. Hingga tak terasa mereka begadang sampai pagi. Dan Abel lupa kalau besok dia akan ujian kenaikan kelas.
* * *
Sumber Gambar: gitu-gitupingu.blogspot.com


            Mentari pagi menerpa wajah Abel yang cantik. Perlahan Abel membuka matanya, dan bangun dari tempat tidur. “Hah… gue kesiangan!!!” Abel terkejut ketika dilihatnya jam sudah menunjukan pukul tujuh teng teng. Dengan tergesa-gesa dia berangkat ke sekolah. Untung Abel nggak terlambat sampai di sekolah.
           “Sil, lo kok nggak bangunin gue sih? biasanyakan lo telfonin gue.” Abel berbicara dengan nafas tersengal-sengal sambil mengambil tempat duduk di belakang Sisil. “Siapa bilang gue nggak bangunin lo. Lo aja yang susah dibangunin, gue telfon berkali-kali nggak diangkat-angkat. Lo begadang ya tadi malam?” Sisil langsung menghujam Abel dengan pertanyaannya. “Iya, gue nonton bola sampe pagi. Sil… lo bantuin gue ya, gue lupa ngafal ni. Kalau hasil pertandingan tadi malam gue hafal. Afrika Selatan vs Meksiko satu sama, Uruguay vs prancis…..”
           “Bagus, lo jawab aja itu ntar.” Sisil langsung memotong perkataan Abel. Tiba-tiba pengawas masuk dan langsung membagikan soal ujian.
           Abel mulai membaca soal yang pertama. “Ni soalnya, reaksi ionisasi apaan sih? kalau ditanya pemain bola paling ganteng gue tau tu.” Abel menggerutu sendiri membaca soal. Dia lalu menggoyang kursi Sisil.
          “Sil, nomor satu jawabannya apa?” Sisil menoleh kebelakang. “Afrika Selatan.”
          “Lo jangan becanda dong Sil, sekali ini aja gue minta bantuan lo. Besok-besok gue belajar deh.” Abel memelas. Tapi Sisil hanya diam tak menanggapi Abel, bukannya Sisil pelit, tapi dia ingin sahabatnya itu berusaha sendiri.
          “Tet…” bel tanda waktu ujian habis berbunyi. “Duh, gimana ni. Jawaban gue banyak yang kosong.” Abel jadi panik, terpaksa ia mengumpulkan lembar jawaban yang hampir sebagian kosong.
         “Gimana tadi?” Sisil menghampiri Abel yang berdiri di luar kelas. Dengan muka kusut Abel menjawab. “Lo tega amat ma gue Sil… lagian piala dunianya ngapain mulai pas kita ujian sih.”
         “Bukan piala dunianya yang salah, tapi lo nya yang nggak belajar.”
         Abel hanya bisa menggaruk-garuk kepala mendengar ucapan Sisil. Dan Sisil berlalu meninggalkan Abel yang diam mematung.        


6 komentar:

Muhammad taufiq nur mengatakan...

hehe si Abel parah amat.. masa ujian yg dipelajarin tentang piala dunia
setelah membaca keseluruhan saya baru tau kalau Abel ini perempuan, soalnya yg ada di gambarnya itu cowok..
but, keren cerpennya :D klo ada lanjutannya di pos lagi ya hehe

Nelvianti mengatakan...

Haha... terima kasih, tapi saya tidak kepikiran untuk memposting lanjutannya.

Aul Howler's Blog mengatakan...

Huwooow udah lama banget gak baca cerpen nelvi

terakhir baca yang di SMS hehehe ;)

Kerenn!!

P.S.
Template barunya baguss
waa aul jd pengen ganti template juga

Nelvianti mengatakan...

Ini malahan salah satu cerpen yang ditolak 'SMS' Aul, setelah cerpen ini ditolak, aku jadi menghasilkan cerpen yang lebih baik lagi hingga pernah menang lomba.

O ya, soal template yang ini juga mau aku ganti lagi. Hehe

Tapi template mu yang sekarang udah bagus lo Aul.

Aul Howler's Blog mengatakan...

haha tapi aul masih belum puas sih.
masih ada keinginan buat ganti lagi

ini masih lagi nyari :))

Nelvianti mengatakan...

nyari dimana? ikut dong...! :D

 

Pedagogik Template by Ipietoon Cute Blog Design