Kali ini saya kembali memposting cerpen jadul saya, yang telah saya janjikan sebelumnya. Sebuah cerpen yang sangat pendek dengan bahasa yang ringan. Semoga dapat diambil manfaatnya. :)
==============================================================
Abel
memandangi kalender yang terpampang di dinding. Matanya dengan seksama
memperhatikan deretan angka-angka di kalender itu. Jarinya menunjuk tanggal
enam juni.
“Lima hari lagi kita ujian.” Terang Sisil. “Bukan… lima hari lagi tu
piala dunia.” Abel membantah kata Sisil sambil berjalan meninggalkan kelas.
“Jadi lo ngitungin hari buat piala dunia?” Sisil memperjelas kata-katanya. “Yo
i. Gue perlu persiapan snack yang banyak ni buat nonton bola.” Jawab
Abel sambil browsing di hp. “Lo nggak belajar buat ujian?” Sisil kembali
nanya. “Ah gampang, ujian kan lima hari lagi.” Abel menjawab dengan santai
tanpa memperhatikan Sisil. Sedangkan Sisil hanya bisa menghela nafas melihat
kelakuan sahabatnya yang penggila bola ini.
Tiga hari menjelang ujian, Sisil mengunjungi rumah Abel. Dia mau ngajakin Abel
untuk membahas kisi-kisi soal kimia yang akan di ujikan nanti. “Abel, belajar
bareng yuk!” ajak Sisil ketika dilihatnya Abel keluar dari rumahnya. “Gue
rencananya mau shopping ni Sil, gue mo beli baju bola, aksesoris bola,
mmh….trus pa lagi ya, pokoknya banyak deh. Lo mo ikut nggak Sil?” Abel malah
ngajakin Sisil belanja. “Nggak. Kalau gitu gue pulang aja.” Sisil meninggalkan
Abel dengan perasaan kecewa, dan Abel hanya memandangi Sisil.
Siang
ini, Abel dan teman-teman penggila bolanya ngumpul dirumahnya. Mereka mau
rencanain nonton bareng di rumah Abel nanti malam. “Wah… koleksi lo lengkap
banget Bel.” Tiara kagum melihat foto pemain bola favorit Abel yang terpampang
memenuhi dinding kamarnya. “Iya dong. Selain gue punya fotonya, gue juga punya
bajunya. Messi…!!!” dengan bangga Abel memamerkan baju bola yang baru
dibelinya. “By the way… Fifa Word Cup sekarang lo dukung siapa
Ra? kalau gue dukung Argentina, coz ada Messi yang ganteng.” Abel ngefans
banget sama pemain yang satu ini. “Gue dukung Brazil, ada Kaka yang jago.”
Tiara juga mempromosikan pemain
kebanggaannya. “Sama dong Ra, gue juga dukung Brazil.” Keyla si hitam manis
juga ikutan nimbrung.
Tiba-tiba hp Abel berdering, lagu waka-waka Shakira mengalun dengan
merdu. Abel mengeluarkan hp dari sakunya, dan memencet tombol hijaunya. “Woi…
kurcaci. Lo udah ngafal? jangan lupa lo, besok kita ujian.” Abel langsung
menjauhkan hp dari telinganya mendengar teriakan Sisil dari seberang sana.
“Iya, ya. Tenang aja, kan da e lo yang bantuin gue.” Abel berlanggak santai.
“Enak aja lo. Eh, gue nggak bakal bantuin lo ya, kalau lo nggak berusaha.”
Sisil langsung menutup hpnya.
*
* *
Jam menunjukan pukul 19:05, lima menit lagi piala dunia akan dimulai. Sementara
Abel dan teman-temannya udah nongkrongin tv sehabis sholat magrib tadi.
“Bel ambil cemilan dong! ngnggak seru ni kalau ngnggak ada cemilan.”
Pinta Rio yang hobi makan. “Oke. Gue ambil dulu dikulkas, tapi ntar lo panggil
gue kalau udah mulai.” “Sip.” Abel dengan sigap menuju dapur. “Bel…Bel, cepatan
udah mulai ni.” Panggil Rio. Abel langsung berlari membawa dua bungkus kacang.
“Seru banget ni pembukaannya, siapa ni yang main sekarang ?” Tanya Keyla.
“Afrika Selatan vs Meksiko.” Terang Tiara sambil makan kacang.
Mereka
sangat menikmati sekali pertandingan bola itu. Bahkan mereka sampai taruhan
siapa yang akan menang, dan apabila jagoannya berhasil mencetak gol, mereka
bersorak kegirangan. Hingga tak terasa mereka begadang sampai pagi. Dan Abel
lupa kalau besok dia akan ujian kenaikan kelas.
*
* *
Sumber Gambar: gitu-gitupingu.blogspot.com |
Mentari pagi menerpa wajah Abel yang cantik. Perlahan Abel membuka matanya, dan
bangun dari tempat tidur. “Hah… gue kesiangan!!!” Abel terkejut ketika
dilihatnya jam sudah menunjukan pukul tujuh teng teng. Dengan tergesa-gesa dia
berangkat ke sekolah. Untung Abel nggak terlambat sampai di sekolah.
“Sil, lo kok
nggak bangunin gue sih? biasanyakan lo telfonin gue.” Abel berbicara dengan
nafas tersengal-sengal sambil mengambil tempat duduk di belakang Sisil. “Siapa
bilang gue nggak bangunin lo. Lo aja yang susah dibangunin, gue telfon
berkali-kali nggak diangkat-angkat. Lo begadang ya tadi malam?” Sisil langsung
menghujam Abel dengan pertanyaannya. “Iya, gue nonton bola sampe pagi. Sil… lo
bantuin gue ya, gue lupa ngafal ni. Kalau hasil pertandingan tadi malam gue
hafal. Afrika Selatan vs Meksiko satu sama, Uruguay vs prancis…..”
“Bagus, lo
jawab aja itu ntar.” Sisil langsung memotong perkataan Abel. Tiba-tiba pengawas
masuk dan langsung membagikan soal ujian.
Abel mulai
membaca soal yang pertama. “Ni soalnya, reaksi ionisasi apaan sih? kalau
ditanya pemain bola paling ganteng gue tau tu.” Abel menggerutu sendiri membaca
soal. Dia lalu menggoyang kursi Sisil.
“Sil, nomor satu jawabannya apa?”
Sisil menoleh kebelakang. “Afrika Selatan.”
“Lo jangan becanda
dong Sil, sekali ini aja gue minta bantuan lo. Besok-besok gue belajar deh.”
Abel memelas. Tapi Sisil hanya diam tak menanggapi Abel, bukannya Sisil pelit,
tapi dia ingin sahabatnya itu berusaha sendiri.
“Tet…” bel tanda
waktu ujian habis berbunyi. “Duh, gimana ni. Jawaban gue banyak yang kosong.”
Abel jadi panik, terpaksa ia mengumpulkan lembar jawaban yang hampir sebagian
kosong.
“Gimana tadi?” Sisil
menghampiri Abel yang berdiri di luar kelas. Dengan muka kusut Abel menjawab.
“Lo tega amat ma gue Sil… lagian piala dunianya ngapain mulai pas kita ujian
sih.”
“Bukan piala dunianya
yang salah, tapi lo nya yang nggak belajar.”
Abel hanya bisa
menggaruk-garuk kepala mendengar ucapan Sisil. Dan Sisil berlalu meninggalkan
Abel yang diam mematung.
6 komentar:
hehe si Abel parah amat.. masa ujian yg dipelajarin tentang piala dunia
setelah membaca keseluruhan saya baru tau kalau Abel ini perempuan, soalnya yg ada di gambarnya itu cowok..
but, keren cerpennya :D klo ada lanjutannya di pos lagi ya hehe
Haha... terima kasih, tapi saya tidak kepikiran untuk memposting lanjutannya.
Huwooow udah lama banget gak baca cerpen nelvi
terakhir baca yang di SMS hehehe ;)
Kerenn!!
P.S.
Template barunya baguss
waa aul jd pengen ganti template juga
Ini malahan salah satu cerpen yang ditolak 'SMS' Aul, setelah cerpen ini ditolak, aku jadi menghasilkan cerpen yang lebih baik lagi hingga pernah menang lomba.
O ya, soal template yang ini juga mau aku ganti lagi. Hehe
Tapi template mu yang sekarang udah bagus lo Aul.
haha tapi aul masih belum puas sih.
masih ada keinginan buat ganti lagi
ini masih lagi nyari :))
nyari dimana? ikut dong...! :D
Posting Komentar