Awal Mula Saya Menyukai Fisika
Siapa
yang menyangka, saya bakalan jatuh hati pada pelajaran yang satu ini. Pelajaran
yang sebagian besar tidak disukai teman-teman saya ketika SMP. Ya, saya mulai
mengenal Fisika di SMP. Waktu itu, guru saya menerangkan pelajaran ini dengan sangat
menyenangkan, sehingga saya tertarik untuk mempelajarinya. Guru saya, seorang
perempuan muda, kala itu berkata, “Ibu akan memperkenalkan kalian dengan pacar
Ibu!” Wow, excited sekali pikir saya.
Saya kaget mendengarnya. Lalu Ibu itu berkata lagi, “Pacar Ibu yang satu ini
bernama Archimedes.” Saya rasa mulai
ada yang janggal.
“Di
dalam Fisika, kalian akan banyak mempunyai pacar.” Katanya lagi.
“Ada
Archimedes, ada Pascal, ada Newton, dan ….” Di sini saya baru mengerti,
ternyata yang dimaksud Ibu itu adalah, ilmuwan-ilmuwan Fisika. Di dalam buku
paket Fisika SMP kami memang diselipkan profil ilmuwan Fisika disetiap BABnya.
Mmmh…
menarik juga cara Ibu ini menyampaikannya. Dia menyampaikan pelajaran dengan
semangat dan berapi-api, saya jadi ikutan semangat mendengarnya. Bahkan, ketika
teman saya bertanya, “Bu, untuk apa sih belajar Fisika itu?” Ibu itu dengan
senang hati menjelaskan.
“Kamu
suka main ke pantai?”
“Suka,
Bu.”
“Kalau
kamu main ke pantai suka pakai sandal atau high
heels?”
“Ya,
pakai sandal lah Bu, kan capek kalau pakai
high heels.”
“Kenapa
capek pakai high heels?”
“Ya
… gak tahu Bu, karna tumitnya runcing kali Bu.”
“Nah
itu, Pe sama dengan Ef per A. Tekanan akan semakin besar jika kamu pakai sepatu
yang semakin kecil tumitnya.”
Jadi
intinya, Ibu itu menjelaskan bahwa Fisika itu sangat berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh lainnya, jika kamu memahami hukum Fisika, kamu tidak akan memproduksi
atau membuat ember yang bagian bawah atau alasnya lebih besar dari bagian
atasnya. Sebab hal itu akan merugikanmu sendiri, embernya jadi berat saat diisi
air, tidak ada yang beli, ember kamu jadi tidak laku, dan ujung-ujungnya kamu
bangkrut. Coba saja kamu perhatikan, pasti semua ember bagian bawahnya lebih
kecil dari bagian atasnya. Itu alasanya
supaya ember tersebut gak berat saat diisi air. Teman saya manggut-manggut, sementara
saya sudah bisa memahami hal ini
sebelumnya.
Jujur,
ketertarikan saya pada suatu mata pelajaran, berawal dari guru mata pelajaran
tersebut. Jika gurunya pintar menerangkan pelajaran itu maka, saya akan
mengerti. Dan jika sudah mengerti, tentunya saya akan menyenangi pelajaran itu.
Begitu juga dengan Fisika ini, apa yang disampaikan gurunya langsung saya
tangkap. Saya sering maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal-soal latihan,
tak jarang nilai ulangan Fisika saya 10, bahkan saya sempat diikutsertakan
olimpiade Fisika, tapi gak jadi karena guru pembimbingnya sibuk.
Ujung-ujungnya
saya diberi pengayaan, yang diberi pengayaan hanya saya sendiri, sementara
teman-teman yang lainnya belum. Ibu guru jadi mengenali saya, nama saya sering
disebut, sehingga membuat teman-teman iri. Hal itu diketahui, saat Bu guru meminta
saya dan teman-teman menuliskan tentang kritik dan saran terhadap dirinya. Di
saat itulah teman saya menyampaikan protesnya bahwa, ia merasa si Ibu guru
pilih kasih.
Arti Fisika Bagi Saya
Semenjak
saat itu saya menyukai Fisika. Namun harus saya akui, kadar kesukaan saya
sedikit berkurang, sebab ganti guru ketika akan naik kelas III SMP hingga SMA.
Namun saya masih mengharapkan sesuatu yang lebih dari Fisika, hingga saya
berniat untuk masuk jurusan Pendidikan Fisika ketika kuliah.
Hal
itu nyatanya tidak terwujud. Saya harus
membayar mahal untuk hal itu, membetah-betahkan hati, menahan rindu untuk
belajar Fisika. Tiga bulan kuliah di jurusan PGSD, benar-benar membuat saya
kering kerontang, dijejali teori terus-menerus tanpa saya temui pelajaran hitungan.
Pernah suatu ketika terbesit dalam hati saya untuk pindah ke jurusan Pendidikan
Fisika. Memang sebelumnya saya tidak
berniat masuk jurusan PGSD, kurang menantang ungkap saya kala itu. Sekedar
membesarkan hati, S2 saya nanti di jurusan Fisika. Wallahu a’lam. Saya tak yakin, niat ini akan benar-benar saya
lakukan.
Dan
sekarang, salah satu alasan saya masuk kosentrasi IPA adalah ingin bertemu Fisika,
saya rindu belajar tentang tata surya, sebab hal itu menyadarkan saya, betapa
Allah itu Maha Besar.
*Tulisan ini sebagai tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika
6 komentar:
kalau gak betah pindah aja. ikuti kata hati. kalau s2 fisika jadi gak liner dong sama s1 nya. saran aja sih.
Haha... terima kasih atas sarannya @Tomi Azami. Sekarang udah betah kok & aku udah gak berniat lagi ngambil S2 Pendidikan Fisika, makanya aku bilang Wallahu a'lam. Tulisan ini hanya kenangan atas kekonyolan ku di masa lampau. :D
Gaul. Kalo aul suka fisika gara-gara gaya gesekan. hi hi hi
Hehe iya Aul, sepertinya dirimu juga punya cerita yang lebih menarik.
Jujur selama sekolah dulu saya belom pernah belajar yang namanya pelajaran fisika. Mempelajari matematika aja udah lumayan agak sulit kalau otak sama tangan ga bisa kompromi haha
Hehe... kok bisa gitu Mbak Ai Wida?
Posting Komentar