Selalu
ada bahan yang saya tulis setelah pembelajaran ABK. Postingan saya kali
ini tidak jauh berbeda, masih berhubungan dengan postingan saya
sebelumnya yang berjudul, “Saya [Sempat] Puber Gak ya?”
Kali ini saya akan menulis tentang Pause Playing Delay. Apa itu Pause Playing Delay? Pause Playing Delay
adalah Masa bermain yang tertunda, ini berkaitan dengan gangguan
belajar pada anak. Menarik! Sebelumnya saya ingin menceritakan sebuah
fenomena terlebih dahulu, yang banyak terjadi, dan dulu pernah juga
asaya alami.
Eits…
tunggu dulu, jangan berpikiran masa kanak-kanak saya tidak bahagia!
Bukan itu! Hal ini berkaitan dengan kebiasaan orang tua yang memasukan
anaknya ke sekolah dasar terlalu dini. Tidak dapat dipungkiri memang,
banyak orang tua yang ingin memasukkan anaknya sekolah cepat-cepat,
padahal umur anaknya belum mencukupi. Lalu berapakah umur ideal seorang
anak masuk sekolah dasar? Saya tidak bisa menyebutkan pasti, karena
tidak ada landasan teorinya, dan saya yakin setiap orang punya pendapat
berbeda-beda. Cuman, saya ingin sedikit memberi gambaran.
Di
sekitar lingkungan saya, sering saya temui Ibu-ibu memasukan anaknya ke
sekolah dasar pada umur 5 atau 6 tahun, umur 7 tahun dianggap terlalu
tua. Alasan orang tua untuk memasukan anaknya sekolah sedini mungkin,
tidak lain hanya karena tidak mau anaknya tertinggal dengan anak
tetangga lain. Memasukan anak sekolah sedini mungkin dianggap suatu
gengsi, gengsi anaknya lambat menyentuh bangku sekolah. Sehingga banyak
orang tua yang berbondong-bondong mengantarkan anaknya ke sekolah, meski
umur si anak baru 5 tahun. Lalu, apa yang dilakukan pihak sekolah?
Ada
pihak sekolah, yang membatasi penerimaan siswa kelas 1 SD dengan umur
minimal 7 tahun. Ada juga sekolah yang menerima murid dengan umur
dibawah tujuh tahun, dengan syarat anak tersebut sudah pernah mengenyam
bangku Taman Kanak-kanak (TK), atau anak tersebut sudah bisa membaca.
Tak jarang orang tua yang ngotot memasukan anaknya sekolah pada umur 5
tahun, anaknya dites membaca atau berhitung terlebih dahulu. Jika anak
tersebut sudah bisa berhitung, minimal sampai 10, maka anak tersebut
akan diterima.
Perkara
berhitung sampai 10 mungkin hal yang mudah bagi sebagian anak. Jarang
anak yang tidak bisa. Tapi selanjutnya, apakah kita tahu apa yang
dialami anak tersebut? Okelah, pihak sekolah menerima, dan orang tua
merasa lega anaknya sudah bisa bersekolah meski baru berumur lima tahun.
Tapi perhatikan! Di kelas 1 SD yang ditemui anak, bukan teman-teman
yang seumuran dengannya saja. Umur siswa di kelas 1 SD beragam, ada yang
5, 6, dan 7 tahun. Anak yang berumur 5 tahun mungkin bisa mengikuti
pembelajaran sama dengan teman-teman yang lainnya, ia dikatakan mampu.
Dilihat dari kemampuannya, ia bisa naik kelas dengan mulus. Dan
seandainya guru menaikan anak ini ke kelas yang lebih tinggi dan tidak
ada hambatan, maka bisa dipastikan anak ini lulus SD dalam umur 10
tahun, sementara teman-temannya yang lain lulus
SD pada umur 11 atau 12 tahun. Dilihat dari kasat mata, ini tentu bagus
bagi orang tua, anak dapat menyelesaikan sekolah dasar dalam waktu
cepat.
Tapi
tahukah orang tua, ada hal yang hilang dari anak tersebut? Masa
bermainnya! Ya, anak kehilangan masa bermainnya, 2 tahun lebih cepat
dari teman-temannya. Seharusnya di umur 10 tahun tersebut,si anak masih
berada di bangku SD, menikmati masa bermain dan bercanda ria dengan
teman-temannya, tapi ini tidak. Anak memasuki bangku SMP lebih cepat,
tentunya anak akan menghadapi lingkungan yang berbeda, tidak ada lagi
suasana bermain seperti di SD. Anak bisa saja shock
menghadapi hal ini. Imbasnya, anak jadi berleha-leha ketika di SMP,
tidak mau belajar, maunya bersenang-senang saja menikmati masa bermain
di SDnya yang tertunda. Dan tak jarang, anak yang masa SDnya cermelang,
berprestasi, tapi setelah di SMP melempem.
Dan
saya sendiri yang masuk SD ketika umur 6 tahun merasa bersyukur,
menengah buat saya, tidak terlalu cepat. Dulu, saya iri pada teman-teman
yang masuk sekolah lebih cepat, tapi sekarang saya menerimanya dengan
senang-senang saja, karena saya bisa menyelesaikan tugas perkembangan
saya sesuai waktunya.
3 komentar:
untunglah aul masuk sekolah umur nya standar. 6 tahun. hehe
Haha... kita sama ya Ul! ;)
Iya haha.
*Toss!*
Posting Komentar