Senin, 27 Oktober 2014

Ketika Menulis Lebih Penting daripada Mencuci

Hello guys....

Akhirnya saya bisa menyapa blog ini lagi, setelah sekian lama saya anggurin. Kemaren saya sempat sibuk (:D) karena ada tawaran job menulis untuk salah satu situs gadget. Cukup sibuk sekali, saya harus menulis 10 tulisan setiap harinya. *kalimatnyadaritadigakefektif.

Dan akhirnya yang saya rasakan, otak saya tegang! Saya butuh refreshing Bro! Menulis di blog itu sebuah refreshing menurut saya, ya dimana lagi saya bisa menulis dengan tulisan seringan ini, kalau bukan di blog pribadi saya sendiri. Oke, walaupun sama-sama menulis, tapi entah kenapa, menulis di blog itu beda! So, apa yang ingin saya tulis hari ini? Gak banyak, simple aja!

Begini, saya sempat dilema tentang keputusan saya untuk berhenti dari segala aktivitas organisasi di kampus, dengan alasaan menulis. (Maybe) Saya juga gak terlalu yakin, ini alasan yang tepat! Wajar gak sih? Sebenarnya saya sedang dalam masa penentuan, apa sih yang harus saya perbuat di tingkat 3 ini? Sebab, menurut Setia Furqon Khalid (yang gak tahu setia Furqon, searching di google), masa tingkat 3 ini adalah masa penentuan, bisa dibilang begitu. Maksudnya, mahasiswa yang sudah memasuki tingkat 3 kuliah, sudah tahu kemana arah tujuan hidupnya, dan sudah tahu kemana fokusnya. Yang fokus akademik, ya sibuk belajar; yang fokus jualan, ya sibuk dagang; yang fokus organisasi, ya sibuk berorganisasi. Dan saya, yang mau fokus nulis, ya sibuk menulis. Sebenarnya bukan fokus nulis sih maksudnya, intinya sibuk mengembangkan [kemampuan] diri!

Nah, sekarang timbul pertanyaan, masa nulis doang... harus berhenti dari segala aktivitas [organisasi]? Sekarang yang nanya gitu, saya tantang bisa gak menghasilkan 1 tulisan saja (rutin) setiap harinya, dengan tetap berorganisasi, tetap kuliah, dan tetap pulang sore karena ikut rapat sana-sini. Saya pastikan belum ada yang mampu, wong kebanyakan teman saya pada malas nulis, kecuali nulis status fb, atau nulis catatan kuliah. Yang saya maksud tulisan di sini, ya ... tulisan ringan aja, kayak reportase gini misalnya, cerpen, opini, dan lebih berat lagi artikel.

Gambar: www.westfield.ma.edu

Tapi begini, saya di sini bukan bermaksud sombong. Pasalnya saya sendiri juga merasa kesulitan, untuk memaksa diri saya, memposting tulisan setiap harinya di sini. Kehabisan ide? dibilang gak juga. Ide selalu aja mampir, cuman untuk menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan, saya kadang gak ada waktu. Karena memang, menulis itu butuh kefokusan. Saya juga sempat membaca testimoni dari beberapa penulis, kadang mereka jika ingin menyelesaikan beberapa halaman tulisan untuk sebuah buku, mereka harus menghindar dari segala godaan. Godaannya apa? Ya banyak! Di dunia maya misalnya, Facebook, Blog, dan Kompasiana, adalah godaan terbesar saya. Saya rasa bukan saya doang, beberapa menulis juga demikian, mau merampungkan beberapa tulisan untuk buku, tapi ujung-ujungnya buka facebook nyari info, tergoda nulis untuk Kompasiana, dan sebagainya. Makanya saya pikir menulis sambil berselancar di dunia maya itu ada gak bagus juga. Kadang ada beberapa penulis yang menonaktifkan akun sosial, atau sengaja menulis tanpa online untuk menyelesaikan sebuah tulisan.

Satu jawabannya, ternyata bukan saya saja yang berlaku demikian. Saya pernah membaca postingan sebuah penerbit, judulnya kalau tidak salah (berarti benar, hehe), "Siapa bilang menulis itu gampang?" Tulisan itu menyatakan, kalau mau nulis...ya gak bisa setengah-setengah, gak bisa nurutin kata 'malas', harus diprioritaskan. Kalau ada kerjaan lain yang gak terlalu penting, tunda dulu kerjaannya. Kalau ada cucian numpuk, ya biarin aja. Ya, kalau nyuci dulu, nanati pasti abis nyuci bilangnya capek, mau istirahat dulu, ujung-ujungnya gak jadi nulis. Sedangkan nyuci kan memang aktivitas kita sehari-hari, la nulisnya kapan? Apalagi yang udah dapat job menulis, kita harus bisa memenuhi target, tidak ada alasan apapun, untuk tidak menulis.

Benar juga menurut postingan di fanpage penerbit itu, tapi yang perlu diperhatikan, saya tetap mengdepankan manajemen waktu. Sekali lagi saya sarankan tetap mengedepankan manajemen waktu. Ya, gak baik juga kan kamu ngebiarin pakaian yang udah direndam seminggu. Haha...  perihal cuci-mencuci di atas, hanya sebagian contoh dari kegiatan kita yang belum bisa dibilang produktif. 

So, have you writing today? :)

4 komentar:

Mochammad Ginanjar Eka Arli mengatakan...

Waah keren.. Memang menulis itu butuh semangat, fokus, dan kerja keras.. AKu juga ngerasain itu..

Tapi, sekarang aku juga lagi nyoba komitmen sama diri aku sendiri sih..

Walau aku lagi fokus sama organisasi.. Di tengah padat-padatnya tugas akademik.. Satu buah tulisan bebas di blog aku harus di buat..

Ngelatih disiplin, kreatifitas, dan manajemen waktu yang baik..

Yuuk, semangat nelvi..
One Day One Post :D

Ganbatte!! Sama2 saling menyemangati yaa ;)

Nelvianti mengatakan...

Haha... iya, salut sama Kakak, yang bisa nulis tapi tetap aktif di organisasi. Mungkin Kakak organisasi sama hobinya sejalan kali ya...

Aku mah gak bisa Kak, kalau fokus itu emang 1 tujuan.

Oke, sekarang selain One Day One Juz, ada juga One Day One Post (ODOP)ya. ;)

efo.teo mengatakan...

Pengen rutin nulis dengan cara menepikan tugas kuliah, itu hal yang salah kan ya mbak? ._.

Nelvianti mengatakan...

@Febri: Mendahulukan menulis gpp, asal jangan sampai telat mengumpulkan tugas kuliahnya. Yang penting kumpulin tugas kuliah tepat waktu. Gitu kalau menurut aku, hehe.

 

Pedagogik Template by Ipietoon Cute Blog Design